"Semua matcha dibuat dari daun teh yang ditanam di tempat teduh. Artinya, proses di mana semak teh terlindungi dari sinar Matahari dan cahaya, disaring ke semak-semak dengan cara yang sangat terkontrol," kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/5/2025).
Menurutnya, hal itu meningkatkan produksi klorofil pada tanaman, sekaligus menyebabkan daun matcha berwarna hijau tua. "Kurangnya sinar Matahari mengurangi fotosintesis daun oleh tanaman, yang pada gilirannya mengubah kadar kafein, flavanol, gula, antioksidan, dan theanine yang terjadi secara alami," jelas dia.
Oleh karena itu, Tan menambahkan, matcha umumnya memiliki kandungan kafein lebih banyak daripada teh hijau. Dia menjelaskan, batas konsumsi harian kafein pada matcha adalah 400 mg kafein per hari per orang. "400 mg kafein per hari itu batas atas.
Tapi tergantung jenis matcha, karena per gram matcha bisa menghasilkan 19-44 mg kafein," ujarnya. Jadi, jika seseorang mengonsumsi matcha sebanyak 4 g atau 4.000 mg, dia akan mendapatkan 176 mg kafein dalam tubuhnya. Angka 176 mg masih tergolong aman berdasarkan batas konsumsi harian kafein sebesar 400 mg per orang.