• Jelajahi

    Copyright © Berita 1
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    Ketimpangan Pembangunan Masih Terjadi di Reo Barat: Dusun Pasat, Nanu, dan Waewua Belum Nikmati Listrik dan Air Bersih

    Selasa, 01 Juli 2025, Juli 01, 2025 WIB Last Updated 2025-07-01T04:34:11Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini







    Reo Barat, Manggarai – Ketimpangan pembangunan infrastruktur dasar masih menjadi keluhan utama masyarakat di Kecamatan Reo Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Di tengah berbagai kemajuan pembangunan di wilayah lain, sejumlah dusun seperti Dusun Pasat dan Dusun Nanu di Desa Sambi, serta sebagian Dusun Waewua, masih hidup dalam kondisi serba keterbatasan. Hingga saat ini, kurang lebih 300 kepala keluarga di wilayah tersebut belum menikmati akses listrik dan air bersih.



    Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa masyarakat masih sangat bergantung pada penerangan seadanya dan mengandalkan air dari mata air alami yang jaraknya jauh dan kualitasnya tidak selalu layak konsumsi.



    “Kami hidup dalam gelap kalau malam. Air juga kami ambil dari mata air di hutan, kadang jauh dan tidak bersih,” ungkap seorang warga Dusun Pasat.



    Selain listrik dan air bersih, masyarakat juga menghadapi tantangan serius di bidang pendidikan. Anak-anak dari dusun-dusun penyangga harus berjalan kaki berjam-jam untuk mencapai sekolah dasar atau menengah. Jarak yang jauh dan medan yang berat menyebabkan banyak anak rawan putus sekolah karena kelelahan maupun keterbatasan akses.



    Data dan informasi mengenai kondisi ini saat ini tengah dikumpulkan untuk disampaikan kepada pihak berwenang sebagai bentuk dorongan konkret agar pembangunan tidak hanya terpusat di kota, tetapi juga merata hingga pelosok desa.



    Masyarakat Reo Barat, khususnya di Dusun Pasat, Nanu, dan Waewua, kini berharap agar pemerintah daerah maupun pusat dapat hadir secara nyata, bukan hanya mendengar, tapi juga bertindak untuk memenuhi hak dasar masyarakat atas kehidupan yang layak dan adil.


    Penulis: Piter Bota

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini