• Jelajahi

    Copyright © Berita 1
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    Tangis di Lamba Leda Utara: Kristo, Bocah 15 Tahun Penderita Sindrom Langka yang Terlupakan Pemerintah

    Piter Bota
    Rabu, 08 Oktober 2025, Oktober 08, 2025 WIB Last Updated 2025-10-08T16:07:56Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Berita1.Info— Di sebuah rumah sederhana di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, seorang bocah bernama Kristoforus Kalabua (15) hanya bisa terbaring lemah di atas kasur tipis. Tubuhnya membengkak tidak normal, kulitnya menebal dan menonjol di beberapa bagian. Ia mengidap Sindrom Proteus, penyakit langka yang bahkan nyaris tak terdengar di Manggarai Timur.


    Kisah pilu ini seolah menjadi potret buram wajah kemanusiaan di daerah yang masih berjuang dengan keterbatasan pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur dan Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur seakan menutup mata terhadap penderitaan bocah malang ini.


    “Dulu tahun 2020-2021 pemerintah desa sempat datang foto, tapi habis itu tidak ada kabar. Sampai sekarang tidak ada bantuan apa-apa,” kata Nahor Ale Kalabua, ayah Kristo, dengan nada getir, Selasa (7/9/2025).

     

    Kristo pernah mendapat perhatian singkat dari tenaga medis setempat. Bidan Anita yang sempat memeriksanya hanya menyarankan konsumsi susu medis khusus Nutrinidrink agar tubuh anak itu mendapat asupan gizi yang memadai. Namun keluarga tak mampu membeli.


    “Kami tidak punya uang. Bidan bilang beli susu itu, tapi kami tidak mampu. Akhirnya kami cuma pakai susu SGM biasa,” tutur sang ayah dengan suara menahan tangis.

     

    Kini, hari-hari Kristo diisi dengan derita dan doa panjang. Tubuhnya semakin membesar, tulangnya menonjol, dan ia tak lagi bisa berjalan. Sementara itu, kedua orang tuanya hanya bisa berharap ada keajaiban atau setidaknya perhatian dari pemerintah yang selama ini absen.


    Ironisnya, hingga berita ini diturunkan, tidak ada satu pun langkah konkret dari Pemda Manggarai Timur maupun Dinas Kesehatan untuk menyalurkan bantuan medis atau sosial kepada keluarga tersebut. Padahal, kasus seperti ini jelas memerlukan intervensi segera dari pihak berwenang.


    Warga sekitar pun mulai mempertanyakan komitmen Pemda dalam menjalankan program perlindungan sosial dan kesehatan masyarakat miskin.


    “Kami kasihan lihat anak itu. Pemerintah seharusnya turun langsung, jangan cuma foto-foto lalu hilang,” ujar salah satu warga Desa Satar Punda.

     

    Kisah Kristo bukan sekadar kisah penyakit langka, melainkan cermin dari lemahnya kepedulian sosial dan lambatnya respon pemerintah daerah terhadap warganya sendiri. Di tengah janji-janji pelayanan publik yang digembar-gemborkan, seorang anak di ujung Manggarai Timur kini berjuang sendirian melawan penyakit yang perlahan merenggut hidupnya.


    Sementara di sisi lain, ruang-ruang kantor pemerintahan tetap terang benderang, rapat-rapat formal tetap berjalan, dan laporan-laporan tetap disusun rapi seolah tak pernah ada seorang Kristoforus Kalabua yang menunggu uluran tangan dari negara.


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini