Mahasiswa Program Studi Musik, Universitas Katolik Widya Mandira
Mengapa moderasi beragama menjadi kunci yang sangat penting dalam konteks persatuan di Indonesia? Pertanyaan ini mendesak untuk dijawab, mengingat Indonesia adalah rumah bagi keragaman agama, suku, ras, dan budaya yang tak tertandingi. Keberagaman ini, ibarat dua sisi mata uang, membawa potensi positif berupa kekayaan budaya dan toleransi, sekaligus potensi negatif berupa konflik yang dipicu oleh perbedaan pandangan atau keyakinan yang ekstrem.
Secara etimologis, kata "moderasi" berakar dari bahasa Inggris moderation, yang berarti sikap tidak berlebihan atau sikap sedang. Di sisi lain, moderator berarti penengah atau pelerai. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikannya sebagai penghindaran kekerasan atau keekstreman. Jelas, inti dari moderasi adalah keseimbangan dan jalan tengah.
Ketika kata "moderasi" disandingkan dengan "beragama", menjadi Moderasi Beragama, istilah ini merujuk pada sikap dan upaya untuk menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip dalam menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme). Moderasi Beragama adalah upaya aktif mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Indonesia, sebagai negara besar dengan perbedaan agama yang plural, mewajibkan setiap warganya memiliki sikap saling menghargai dan toleransi. Kita harus menyadari dan menerima bahwa perbedaan adalah kenyataan yang melekat pada identitas bangsa.
Dengan sikap toleransi, kita membuka ruang interaksi dan komunikasi yang baik antarumat beragama. Pendekatan ini menumbuhkan rasa persaudaraan yang erat, melampaui sekat-sekat formal keagamaan.
Filosofi dasar negara kita, "Bhineka Tunggal Ika" berbeda-beda tetapi tetap satu bukan sekadar slogan, melainkan pedoman hidup. Artinya, meskipun kita berbeda dalam lintas agama, ras, suku, dan budaya, tujuan kita tetap sama: memajukan negara tercinta, Indonesia.
Saya sebagai warga negara Indonesia patut bersyukur menjadi bagian dari bangsa yang secara historis dan kultural siap dengan adanya perbedaan. Moderasi Beragama bukan hanya sekadar teori, melainkan praktik nyata yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat toleransi yang tinggi.
Keberagaman adalah kehendak Tuhan. Ini adalah takdir yang tidak diminta oleh individu, melainkan anugerah dari Sang Pencipta. Realitas ini memberikan kita kesempatan untuk menganut keyakinan masing-masing tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.
Dengan mengimplementasikan Moderasi Beragama, kita tidak hanya hidup berdampingan, tetapi menjadi satu bagian utuh yang solid dan mampu memajukan bangsa. Sikap ini adalah investasi jangka panjang kita dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman perpecahan.


